Rabu, 11 April 2012

SEMANGAT BERAGROFORESTRI PETANI SUMBERAGUNG

Dukuh Ngadirejo desa Sumberagung kecamatan Ngantang kabupaten Malang Jawa Timur, merupakan sudut wilayah dengan pertanian yang cukup melimpah. Sekitar 75% penduduknya mengabdi pada lahan hasil turun-temurun peninggalan nenek moyang. Peradaban yang kian meningkat juga membawa perubahan pada pola hidup masyarakatnya, namun kehidupan bertani mereka masih dipertahankan yaitu dengan menyelipkan tanaman pohon pada lahan budidaya mereka. Tak ada sesuatu tanpa alasan, dengan sistem agroforestri ini petani mampu menghidupi keluarganya secara berkelanjutan. Keseimbangan nilai ekonomis dan ekologis tidak mudah untuk dilakukan, latar belakang apa yang menjadikan sebagian petani di desa ini bertahan dengan sistem agroforestri?
TANTANGAN. Wasis (45 tahun) salah satu petani dengan lahan seluas 0.25 hektar yang didapatkan dari peninggalan orang tua sejak lahir. Petani agroforestri yang mengkombinasikan tiga tanaman sekaligus dalam satu wilayah yaitu kopi, sengon dan nilam ini menyebut pertaniannya sebagai “wana tani”. Produksi tanaman yang ditanam pada lahan agroforestri ini juga beragam, kopi yang berusia sekitar lima tahunan dan dipanen setahun sekali setelah tiga tahun ini memiliki harga kering Rp 20.000 dan Rp 3.500 harga basah per kilogramnya, sedangkan sengon dijual per gelondongnya dengan harga yang beragam sesuai dengan ukuran dan kehalusan permukaannya. Nilam sebagai tanaman seling juga memiliki nilai ekonomis yang cukup membantu, per kilogram batang dan daun nilam dihargai Rp 1000 dan 1.500 jika permintaan naik, nilam ini dipanen tiga bulan sekali. Naik turunnya harga dan permintaan ini membuat pak Wasis “ketar-ketir”, apalagi jika ditambah perawatan lainnya, yakni pemupukan yang dilakukan setiap 1 tahun dua kali. “kadang-kadang hasilnya tidak sesuai sama perawatannya mbak” ungkap pak Wasis begitu beliau akrab disapa oleh masyarakat sekitar. Hasil panen lahan yang setahun sekali dan produksi yang tidak menentu ternyata menjadi tantangan bagi agroforestri ini.
INISIATIF. Dengan kondisi produksi yang demikian ini tidak membuat pak Wasis menyerah dengan kondisi. Beberapa ide seperti dengan memanfaatkan kotoran kambing sebagai pengganti pupuk anorganik yang biasa dibelinya, mengembalikan daun-daun kopi yang dirompes ke dalam kandang, sehingga penghematan dapat dilakukan. Kemudian pada lahan ini ditambahkan beberapa tanaman penunjang ekonomi seperti nuah langsep, durian, dan beberapa tanaman lainnya yang membuat lahannya semakin kompleks.
HASIL. Dengan inisiatif demikian pak Wasis mampu menghasilkan produk tanaman lain dari kebunnya dan menekan jumlah penggunaan pupuk, sehingga semuanya dirasa lebih mudah dan pertaniannya dapat berjalan lebih sehat. Sebagian petani hanya menyadari pertanian seperti ini membawa nilai ekonomis, tanpa disadari bahwa mereka telah menyumbang nilai ekologis dengan mempertahankan pohon-pohonan. Pak Wasis mengatakan bahwa ia akan bertahan dengan pertanian ini karena agroforestri membawa berkah dan menjauhkan daerah ini dari bencana dan sistem pertanian ini merupakan warisan dari nenek moyang yang perlu dijaga kelestariannya. (by: ilfa ikromi)

Minggu, 25 Maret 2012

VULKANIK?


Bentuklahan vulkanik secara sederhana dibagi menjadi 2, yaitu bentuk-bentuk eksplosif (krater letusan, ash dan cinder cone) dan bentuk-bentuk effusif (aliran lava/lidah lava, bocca, plateau lava, aliran lahar dan lainnya) yang membentuk bentangan tertentu dengan distribusi di sekitar kepundan, lereng bahkan kadang sampai kaki lereng. Struktur vulkanik yang besar biasanya ditandai oleh erupsi yang eksplosif dan effusif, yang dalam hal ini terbentuk volkanostrato. Erupsi yang besar mungkin sekali akan merusak dan membentuk kaldera yang besar. Kekomplekkan vulkanik akan terbentuk bila proses-proses yang non-vulkanik berinteraksi dengan vulkanisme. Proses patahan yang aktif akan menghasilkan erupsi linier dan depresi volkano-tektonik. Satuan bentuklahan vulkanik dapat dikelompokkan lagi menjadi satuan-satuan yang lebih kecil, dan sebagai contoh penyimbulannya antara lain : satuan kepundan (VK), satuan kerucut parasiter (VKp), satuan lereng vulkan (VL), satuan kakilereng gunungapi (VLk) dan satuan dataran fluvial gunungapi (VDk).
            Proses erosi vertikal yang kuat pada bagian hulu akibat aliran lava/lahar dan curah hujan yang tinggi membentuk lembah-lembah sungai yang curam dan rapat serta dibatasi oleh igir-igir yang runcing dengan pola mengikuti aliran sungai-sungainya. Proses erosi dan denudasional yang bekerjasama menyebabkan terbentuknya relief yang kasar dan topografi yang tinggi dengan kemiringan lereng yang curam pada bagian lereng atas, kemudian terdapat tekuk lereng (break of slope) yang mencirikan munculnya mataair membentuk sabuk mataair 
            Pola aliran sungai terbentuk akibat proses geomorfologi yang bekerja pada batuan di permukaan, sehingga terbentuk pola yang relatif annular sentrifugal dengan anak-anak sungai utama relatif sejajar, kemudian bertemu pada tekuk lereng pertama. Beberapa sungai bertemu kembali pada tekuk lereng kedua, dan seterusnya. Kerapatan aliran umumnya tinggi pada lereng atas dan tengah, yang semakin menurun kerapatannya ke arah lereng bawah dan kaki lereng.
            Pola-pola kelurusan yang ada umumnya berupa igir-igir curam di kanan-kiri sungai, pola kelurusan kontur yang melingkar serta break of slope yang berasosiasi dengan spring belt. Vegetasi umumnya rapat berupa hutan lindung di bagian atas, hutan penyangga di tengah dan akhirnya menjadi lahan budidaya pertanian di bagian kaki lereng sampai dataran fluvialnya. Permukiman dapat dijumpai mulai pada lereng tengah dengan kerapatan jarang ke arah bawah yang mempunyai kerapatan semakin padat.
            Kenampakan dari foto udara, tekstur umumnya kasar tetapi seragam pada ketinggian atau klas lereng sama, semakin ke bawah semakin halus; rona agak gelap sampai gelap; pola agak teraturdan umumnya kenampakan fisik mempunyai pola yang kontinyu. Kenampakan yang khas adalah bahwa pada pusat kepundan akan terlihat suatu kerucut yang di sekitarnya terdapat hamparan hasil erupsi tanpa vegetasi penutup sedikitpun. Bekas-bekas aliran lava cair akan tampak berupa garis-garis aliran di sekitar kepundan dan berhenti membentuk blok-blok dinding terjal akibat pembekuan di luar. 
Atas dasar klasifikasi kenampakan visual morfologinya, bentang alam vulkanik dibedakan menjadi:
1. DEPRESI VULKANIK
Depresi vulkanik adalah morfologi yang secara umum berupa cekungan. Depresi vulkanik dibagi menjadi:
a. Danau Vulkanik : Depresi vulkanik yang terisi oleh air sehingga membentuk danau.
b. Kawah : Depresi vulkanik yang terbentuk oleh letusan dengan diameter maksimum 1,5 km dan hanya terisi oleh material hasil letusan.
c. Kaldera : Depresi vulkanikyang terbentuk belum tentu oleh letusan, tetapi didahului oleh amblesan pada komplek vulkan. Kaldera ini sering muncul pada gunung api baru.
2. KUBAH VULKANIK
Kubah vulkanik merupakan morfologi gunung api yang mempunyai bentuk cembung ke atas. Kubah ini dibedakan menjadi :
a. Kerucut Semburan : terbentuk oleh erupsi lava yang bersifat encer basaltis.
b. Kerucut Parasit : terbentuk sebagai hasil erupsi gunung api yang berada pada lereng gunung api yang lebih besar.
c. Kerucut Sinder : terbentuk oleh letusan kecil yang terjadi padakaki gunung api berupa kerucut rendah dengan bagian puncak tampak cekung datar.
3. VULKAN SEMU
Vulkan semu adalah morfologi yang mirip dengan kerucut gunung api, dan bahkan pembentukannya berasal dari vulkan yang berdekatan.
4. DATARAN VULKANIK
Dataran Vulkanik dicirikan oleh puncak topografi yang datar dengan variasi beda tinggi tidak mencolok. Macamnya yaitu :
a. dataran rendah basal
b. plato basal
c. dataran kaki vulkan

DAFTAR PUSTAKA





Sabtu, 03 Maret 2012

GEOMORFOLOGI KOTA MALANG





Malang terletak di bagian tengah Provinsi Jawa Timur, dengan luas sekitar 3.534,86 km2 (353.486 hektar). terdapat DAS sumber brantas, Wilayah DAS ini sebagian besar berada di Kota Madya Batu dan sebagian kecil berada di Kabupaten Malang (Kecamatan Pujon dan Karangploso). Bagian hulu termasuk kawasan Taman Hutan Raya (Tahura Suryo). Secara geografik terletak pada 115017‟0‟$E2 hingga118019‟0‟‟ Bujur Timur dan 7055‟30‟‟ hingga 7057‟30‟‟ Lintang Selatan. DAS Sumber Brantas ini berada di wilayah pegunungan vulkanik yang mengelilinginya, yaitu: Gunung Arjuna-Welirang, Gunung Anjasmara dan Gunung Kawi-Butak. Gambaran relief dan kompleks pegunungan yang membatasi DAS Sumber Brantas.

Informasi Geologi diperoleh dari Peta Geologi skala 1:100,000 Lembar Malang (Santosa et.al., 1992). Secara umum tanah yang berkembang di wilayah Malang berkembang dari bahan vulkanik hasil gunung api, yang dipengaruhi oleh Gunung Arjuno dan Anjasmoro di bagian utara, dan Gunung Panderman di bagian selatan. Berdasarkan Peta Geologi Lembar Malang (Santosa et.al., 1992), formasi geologi yang

dijumpai di kawasan Kota DAS Sumber Brantas ada lima, berturut-turut dari yang paling luas yaitu: 1) Qvaw (Batuan Gunungapi Arjuna Welirang), 2) Qpat (Batuan Gunungapi Anjasmara Tua), 3) Qvp (Batuan Gunungapi Panderman), 4) Qpvkb (Batuan Gunungapi Kawi-Butak) dan 5) Qpva (Batuan Gunungapi Anjasmara Muda). Sebaran masing-masing formasi disajikan pada Gambar 2.9. Ditinjau dari umur batuan, Kompleks Pegunungan Anjasmara-Lalijiwa adalah
pegunungan tua yang telah mati dan mengalami perusakan bentuk kerucut Gunung api. Kompleks pegunungan yang aling muda adalah Arjuna-Welirang, dimana Gunung Arjuna sedang istirahat dan Gunung Welirang masih aktif dengan mengeluarkan gas (belerang).
pegungan tengger-bromo
Kondisi Landform

Kondisi geologi dan proses pembentukan lahan menghasilkan bentuk lahan yang dipengaruhi oleh proses vulkanisme. Berdasarkan reliefnya, bentuk lahan di wilayah Malang dapat dibagi menjadi empat macam, yaitu: (1) jalur pelembahan sempit (Ac) dan jalur aliran lahar (Al), (2) dataran (P), (3) perbukitan (H), dan (4) pegunungan (M), dimana, berdasarkan posisinya pada suatu lereng dan kemiringan lerengnya, masih dapat dibagi lagi menjadi berbagai macam bentuk lahan. Jalur perlembahan tersebar di seluruh lokasi merupakan hasil proses denudasional/ pengikisan dari bentuk lahan asalnya. Pada beberapa jalur, ditumpuki oleh sedimentasi lahar tua atau debris. Kedalaman, lebar dan bentuknya tergantung lokasi jalur ini. Di bagian lereng atas pegunungan umumnya cukup lebar dan dalam dengan lemah bentuk V. Di bagian dataran, tidak

terlalu lebar, tidak terlalu dalam dan berbentuk U.

Sistem dataran dijumpai di bagian tengah, merupakan dataran vulkanik antar pegunungan yang terbentuk oleh berbagai bahan hasil letusan dan atau sedimentasi hasil erosi dan atau longsor dari kawasan perbukitan/ pegunungan di atasnya. Berdasarkan atas posisi dan proses pegikisan yang dapat dibagi lagi ke beberapa subsistem, yaitu: dataran bagian bawah (Pl), bagian tengah (Pm), bagian atas (Pu), dataran yang tertoreh (Pd) dan bagian dataran yang mengalami erosi berlebihan (Ps). Sistem perbukitan dijumpai di bagian lereng tengah atau kaki kompleks pegunungan yang ada di sekitarnya. Relief perbukitan memiliki amplitudo ketinggian antara 50 – 300m. Berdasarkan
atas posisi dan kemiringan lerengnya dapat dibedakan atas: puncak/ punggung perbukitan (Hp), pereng perbukitan (Hs), kaki perbukitan (Hc), dan lereng perbukitan yang tertoreh (Hd). Sistem Pegunungan berapa di bagian lereng atas kompleks pegunungan yang ada, yaitu Gunung Arjuna-Welirang, Anjasmara dan Kawi-Butak. Berdasarkan atas konfigurasi permukaannya, grup ini dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, yaitu: Plato, spurs dan punggung
gunung (Mp), kerucut gunung vulkanik pada bagian lereng atas (Mu), lereng-lereng gunung curam (Ms), bahan tertimbun akibat longsoran di gunung (Mc ), gunung tertoreh dengan punggung tajam sejajar (Md), Kerucut gunung vulkanik terisolir, curam sampai sangat curam (Mi), dan bekas longsoran tanah di gunung (Ml).

Kondisi Lereng

Kemiringan lereng di wilayah Malang khususnya daerah DAS Brantas sangat bervariasi dari datar sampai sangat curam. Lereng datar dijumpai pada dataran antar gunung api di bagian tengah, termasuk dataran sempit antara Gunung Arjuna dan Anjasmara. Lereng terjal umumnya dijumpai pada tebing lereng hampir di semua lokasi. Lereng datar sampai agak datar (<8%) sekitar 19.18% luas areal berada pada dataran vulkanik antar pegunungan. Sebagian besar berada di Kecamatan Junrejo dan Batu dan sebagian kecil di Kecamatan Bumiaji. Di Kecamatan Bumiaji biasanya diusahakan untuk tanaman pangan (padi dan jagung), sedangkan di Kecamatan Batu dan Bumiaji untuk tanaman

sayuran. Lereng landai (8-15%) sekitar 16.8% luas wilayah pada dataran berombak di kaki perbukitan yang dimanfaatkan untuk lahan budidaya (tanaman pangan di Kecamatan Bumiaji dan Batu), dan sayuran dan/ atau buah-buahan di Kecamatan Bumiaji. Lereng agak curam (15- 25%) sekitar 15.45% luas wilayah pada dataran berombak-bergelombang di kaki perbukitan yang budidaya tanaman pangan dan kebun campuran (Kecamatan Junrejo dan Batu) dan kebun
apel dan/ atau sayuran di Kecamatan Bumiaji. Lereng curam (25-40) sekitar 15.47 % luas wilayah pada kawasan kaki perbukitan atau tebing lembah yang ada di DAS Sumber Brantas. Penggunaan lahan berupa kebun campuran, tanaman pangan atau sayuran. 
sungai brantas-kota malang


Lereng sangat curam sampai terjal (>40%) sekitar 33.10% dijumpai di kawasan perbukitan pegunungan dan tebing sungai. Lahan ini umumnya berupa hutan, semak belukar atau bambu (di pinggir sungai di




visit Malang city, its real beautiful city....


Jumat, 02 Maret 2012

PRAKTIKUM SISDAL-Minggu I

PENGENALAN GIS
Pengenalan ArcMap dan ArcCatalog

Praktikum minggu pertama mata kuliah SISDAL adalah pengenalan tentang GIS (sistem informasi geografis). (Sistem Informasi Geografi) adalah sistem komputer untuk memasukkan, menata, mengolah dan mempresentasikan data yang memiliki referensi ruang. Aplikasi GIS ini meliputi banyak sekali sektor, mulai dari analisis lingkungan, optimasi route lalu lintas, perencanaan wilayah, facility management, riset pasar, dsb. Kemudian pengenalan GIS di lanjutkan dengan mengenalkan Sub-sistem utama GIS yaitu pengolahan data dengan menggunakan software ArcGIS. Dalam praktikum minggu pertama aplikasi di dalam software ArcGIS sendiri yang diperkenalkan cara penggunaannya adalah ArcMap dan ArcCatalog yang dimana ArcCatalog ini digunakan untuk memanajemen pengolahan data yang akan digunakan dalam ArcMap. Simulasi ArcCatalog yang dilakukan pada praktikum adalah membuat shapefile dengan nama batas dan menentukan Xycoordinate sistem yang digunakan dengan memasukkan UTM yang sesuai zona yang akan dianalisis yaitu WGS_1984_UTM_Zone_49S. Setelah selesai membuat data dari ArcCatalog kemudian dilanjtukan dengan simulasi ArcMap yaitu dengan memperkenalkan cara membuka fitur-fitur di dalam ArcMap seperti Georeferencing, 3D analyst, Editor dan kemudian memperkenalkan tool-tool yang ada di dalamnya misalnya, ArcCatalog, add data, Full Extend, zoom in dan Out, Edit tool dan lain-lain. Selanjutnya mulailah untuk merectify data yaitu Peta RBI Batu malang yang sudah discan kemudian dilanjutkan dengan add control point untuk menentukan titik kordinat x dan y nya dilanjutkan dengan memasukkan shapefile yang kita buat dalam ArcCatalog. Setelah itu baru merectifynya dengan cara masuk ke fitur georeferencing dan pilih rectify yang kemudian kita save dengan format TIFF.

FUNGSI BEBERAPA TOOLS ;

Reshape Feature
Untuk membuat fitur baru yaitu dengan mendigitasi target yang akan di jadikan fitur
Cut polygon feature
Untuk membagi poligon, yang kemudian kita dapat menggambar sketsa garis di poligon.
Mirror feature
Untuk menciptakan cerminan dari fitur yang dipilih di sisi lain dari garis yang anda buat.
Extend / trim feature
Fugsinya adalah kebalikan dari fungsi Trim, yaitu memper luas garis yang dipilih untuk sketsa yang akan di buat dan begitu juga sebaliknya dengan fungsi trim.
Modify feature
Untuk memodifikasi geometri fitur dimensi yang melampaui modifikasi ketinggian garis dimensi yang dibuat. Anda juga dapat memodifikasi titik dimensi sebelumnya, titik dimensi akhir, dan penempatan dimensi teks.
Calibrate route
Fungsinya adalaha untuk mengkalibrasi rute dengan titik, Anda dapat memilih pengeculian rute tanpa poin kalibrasi yang terkait dari output.
Modify portion of a line
Fungsinya adalah untuk memodifikasi proporsi dimensi teks yang sudah anda buat.


SEMANGAT PRAKTIKUM SISDAL BERIKUTNYA....

Rabu, 29 Februari 2012

KARTOGRAFI vs SIG

My Name; ILFA IKROMI MUNADZIROH/0910480087
Mahasiswanya pak Darto-SISDAL
Kartografi adalah studi dan praktik membuat peta atau globe. Peta secara tradisional sudah dibuat menggunakan pena dan kertas. Kartografi berasal dari bahasa yunani, karto atau carto; berarti permukaan dan grafi berarti gambar atau bentuk, maka diartikan, kartografi adalah sebagai ilmu membuat peta. 
salah satu produk dari katografi ini adalah peta. Peta merupakan penyajian grafis dari bentuk ruang dan hubungan keruangan antara perwujudan yang diwakili.Dalam kartografi, peta dibuat secara manual dengan tangan, sehingga seorang kartografer harus memahami bentuk dan simbol-simbol sebagai legenda peta. hasil lain dari kartografi adalah globe dan atlas. globe adalah tiruan bola bumi atau sering disebut miniatur bumi, sedangkan atlas adalah kumpulan peta umum skala kecil. 

Produk kartografi  dapat diujudkan dalam berbagai bentuk. Adapun macam-macam produk kartografi adalah sebagai berikut:

a. Sketsa adalah gambar keadaan suatu wilayah sempit dalam bentuk garis besar dan memuat sedikit informasi. Faktor kebenaran ukuran dan bentuk obyek tidak diutamakan.


Contoh Sketsa


b. Peta adalah gambaran suatu objek tertentu pada bidang datar, yang digambar dengan memperhitungkan kebenaran ukuran, kedudukan, proyeksi, dan arah mata angin (peta ini biasa disebut peta garis).
Contoh Peta Relief


c. Peta timbul atau peta relief adalah gambaran suatu wilayah yang diujudkan dalam bentuk 3 dimensi, sehingga bentuk-bentuk relief wilayah tersebut nampak.


d. Maket atau miniatur adalah gambaran suatu wilayah yang diujudkan dalam bentuk 3 dimensi, yang biasanya berskala besar dan menggambarkan daerah sempit serta kenampakannya  detil dan  mirip dengan objek aslinya (padanya ditambahkan model-model objek yang ada sepeti: rumah, pohon, mobil, dsb.)


Contoh maket atau miniatur

e. Atlas adalah buku yang berisi peta-peta negara dan disertai diagram, gambar, data statistik, uraian penjelasannya dan berwarna.

f. Peta digital dan atau Ortofoto, yaitu peta hasil teknik penginderaan dari udara atau luar angkasa. Pada peta digital/foto tidak terjadi seleksi objek karena semua kenampakkan di lapangan yang tidak tertutup objek lain akan terekam. Dengan demiikian simbul peta juga tidak dijumpai. Pada peta digital/foto sering ditambahkan keterangan nama-nama jalan, nama kota atau nama tempat. Peta yang merupakan hasil teknik penginderaan jauh dan belum dikoreksi kesalahannya disebut citra. Contoh: citra satelit Multi Spektral Scanner (MSS), citra Thematic Mapper (TM), citra inframerah thermal, citra Ikonos dan sebagainya.

Peta foto

g. Globe adalah gambaran wilayah permukaan bumi dalam bentuk bola.  Jadi globe bukan merupakan peta, tetapi model dari bola bumi.

PERSAMAAN KARTOGRAFI DAN SIG
Kartografi
SIG
Sama – sama mengolah data spasial
Sama- sama mengolah data spasial
Menyajikan dan menganalisis data spasial
Menyajikan dan menganalisis data spasial
Ditujukan untuk perencanaan antisipasi adanya bencana alam.
Ditujukan untuk analisis data kebumian (pengelolaan sumber daya lahan, mitigasi bencana, analisis network)
 Kartografi membutuhkan SIG untuk proses pembuatan peta (mempermudah pembuatannya).
 SIG termasuk dalam proses kartografi.
 Sumber data : peta rupa bumi, citra, foto udara.
 Sumber data : foto udara, citra satelit, peta analog, survey GPS, dan data tabulasi.


PERBEDAAN KARTOGRAFI DAN SIG
Kartografi
SIG
Kartografi merupakan ilmu yang khusus mempelajari segala sesuatu tentang peta. Mulai dari sejarah, perkembangan, pembuatan, pengetahuan, penyimpanan, hingga pengawetan serta cara-cara penggunaan peta
Sistem informasi geograft (SIG) adalahbahagian daripada sistem informasi yang diaplikasikan untuk data
geografi atau alat data base untuk analisis dan pemetaan sesuatu
yang terdapat dan terjadi di bumi.
 Untuk kartografi biasa (bukan kartografi digital), menggunakan media yang lebih simple, seperti halnya membuat peta yang biasa kita lakukan. (diatas media kertas,2 dimensi).
 Komponen atau media yang digunakan dalam SIG adalah data, perangkat lunak, perangkat keras.
( sudah menggunakan aplikasi komputer)

(dari artikel: Drs. Rudi Hartono, M.Si, KARTOGRAFI  DASAR)